Thursday, June 25, 2020

Lukaku Terus Ada

Pagi ini, aku terbangun dari tidurku sendiri
Mencoba menghitung sudah berapa banyak dosa kubuat
Racun yang kutebar
Juga paradigma absurd yang tak pernah orang-orang pahami kubiarkan mereka mencicipinya

Aku adalah pendosa itu
Penggerus dada yang bukan milikku sendiri
Seorang penakut yang mencoba liar
Tapi jua kalah ketika diterkam harimau siang malam

Segalanya bertumpuk di kepala
Di sela-selanya ada memori-memori yang tak bisa benar-benar kulupa sampai kapanpun
Segalanya ada di sana dan menetap

Entah mengapa aku menyukai diriku sendiri saat hancur
Menikmati pedih yang terus-terusan kukobar
Ada pedih yang terasa nikmat di sana
Tapi aku ragu
Ini kejujuran atau kebohongan yang sedang kumainkan dalam rasa

Entah bagaimana rasanya marah
Kecewa
Terluka
Sebab diri sendiri
Entah berapa kali harus hancur, musnah, jadi kacung karena diri sendiri

Sebab lukaku merekah terus
Terus berkobar bagai api yang menjilat dan memusnahkan tuannya sendiri


Share:

0 komentar:

Post a Comment